PERKEMBANGAN KRISTOLOGI PADA GENERASI KRISTEN PERTAMA

Setelah Yesus, orang Nazaret, hilang dari panggung sejarah mulailah berkembang sesuatu yang boleh diistilahkan sebagai "kristologi". Mereka yang dahulu menjadi pengikut Yesus mulai memikirkan, mengkonseptualkan dan membahasakan Yesus dan pengalaman mereka dengan Yesus. Lama-kelamaan mereka menebak "teka-teki" yang ditinggalkan Yesus, semakin memahami dan menangkap relevansi Yesus bagi manusia, kedudukan dan peranan-Nya dalam tata penyelamatan Allah. Sama seperti Yesus dahulu, pengikut-pengikut-Nya tetap yakin tentang Allah dan kesetiaan-Nya. Maka kedudukan dan peranan Yesus dalam hubungan manusia dengan Allah langkah demi langkah dapat dijernihkan.
 
Yesus
Setelah Yesus dieksekusi, terjadi sesuatu yang lain lagi yang bersangkutan dengan Yesus tetapi dialami mereka yang dahulu mengikuti-Nya. Tidak dapat diragukan — seluruh Perjanjian Baru adalah buktinya — bahwa beberapa waktu setelah Yesus hilang, muncul sekelompok orang yang mengakui dirinya sebagai pengikut Yesus (Kis 24:5,14; 11:26) dan mengatakan bahwa Yesus sebenarnya hidup, tetap berarti, bermakna dan relevan bagi manusia.

Maka antara kematian Yesus dan tampilnya kelompok itu mesti terjadi sesuatu, suatu pengalaman yang meyakinkan mereka bahwa Yesus masih juga berpengaruh bagi mereka. Ada sejumlah orang — Paulus berkata tentang paling sedikit 500 orang (bdk. IKor 15:6) — yang mendapat pengalaman yang meyakinkan mereka bahwa Yesus yang tadinya mati di salib masih juga hidup dan aktif, sebagaimana dialami mereka sendiri. Dan dalam alam pikiran Yahudi hal itu hanyalah mungkin bila Yesus oleh Allah dibangkitkan dari antara orang mati. Tetapi sekaligus ada perubahan juga. Yesus yang dibangkitkan termasuk suatu dunia lain daripada dunia seperti dapat diamati dengan pancaindera manusia. Sebab, di satu pihak Yesus dialami sebagai hidup, karena pengaruh-Nya sungguh terasa. Di lain pihak Yesus toh tidak kembali kepada keadaan-Nya dahulu di dunia ini, ialah dunia mereka yang mengalami Yesus. Yesus ternyata hidup, tetapi tidak seperti dahulu. Ia dialami, tetapi tidak diamati seperti dahulu. Manusia di dunia ini tidak dapat mengalami sesuatu atau seseorang, kalau tidak ada unsur inderawi dan jasmani, tetapi Yesus yang dialami toh tidak "jasmani" seperti dahulu (IKor 15:45, 47, 49).

Apa yang persis terjadi memang sukar diketahui orang yang tidak langsung mendapat pengalaman itu. Dikatakan, bahwa "Yesus tampak oleh mereka" (IKor 15:5; Luk 24:34; Kis 13:31). Istilah itu dalam bahasa Yunani suka dipakai sehubungan dengan Allah (Kis 7:2), malaikat (Luk 1:11; Mat 17:3) atau dewa-dewi yang "tampak". Dengan demikian, belum juga jelas apa yang persis dimaksud dengan ungkapan "Yesus tampak". Hanya mereka yang mendapat pengalaman itu yakin bahwa sungguh-sungguh Yesus yang tadinya mati dengan cara demikian "tampak". Dan kalau demikian, Ia "dibangkitkan" dari keadaan "mati". Sebab "mati" justru berarti bahwa tidak ada relasi yang dapat dihayati.

Pengalaman itu pun dihubungkan dengan apa yang diistilahkan sebagai "Roh Kudus” (Yoh 16:7-11; 20:19-23; IPtr 1:12). Roh Kudus merupakan suatu gagasan dari tradisi Yahudi yang mengungkapkan bahwa Allah berkarya di dunia ini, suatu daya kekuatan atau pengaruh dari Allah yang hidup. Dalam tradisi Yahudi "Roh Kudus" diharapkan untuk zaman terakhir (Yl 2:28-29), zaman keselamatan. Daya kekuatan Allah secara khusus akan menjadi nyata. Para bekas murid Yesus mengartikan pengalaman barunya setelah Yesus mati sebagai pengalaman Roh Kudus, pengalaman akan zaman keselamatan terakhir (Kis 2:1-4, 14-32).

Tetapi mereka menghubungkan "Roh Kudus" itu dengan Yesus (Kis 2:33), yang justru dengan cara itu menyatakan bahwa masih juga "hidup" dan karena itu dibangkitkan (Rm 8:11; 1:4). Malah boleh dikatakan bahwa pengalaman akan apa yang dipahami sebagai "Roh Kudus" menjadi awal segala sesuatu (IKor 12:3). Tetapi juga jelas bahwa Roh Kudus yang dialami itu dialami sebagai berasal dari Allah melalui Yesus (Luk 4:18; Tit 3:6; Rm 8:9; Gal 4:6).

Tentu saja sukar sekali menentukan lebih lanjut apa yang sesungguhnya terjadi. Dalam keempat Injil dan Kis tercantum sejumlah ceritera mengenai Yesus yang "tampak" oleh sejumlah orang. Dalam IKor 15:5-8 terdapat sebuah tradisi yang sudah ada waktu Paulus memberitakan Injil di kota Korintus. Boleh diduga tradisi itu sudah ada sekitar tahun 40 Mas, jadi l.k. sepuluh tahun setelah Yesus tersalib. Tradisi itu menyajikan semacam daftar orang yang mendapat pengalaman paska, yang olehnya Yesus yang tadinya mati "tampak" sebagai hidup. Paulus menyamakan pengalamannya sendiri dengan pengalaman orang lain itu. Dan tentang pengalamannya itu Paulus memberikan laporan dalam Gal 1:16. Berita Paulus itu memang cukup kabur juga. Tetapi cukup jelas bahwa ada suatu pengalaman pribadi yang tidak direncanakan atau dicari. Dan objek pengalaman pribadi itu ialah Yesus, yang memang hidup namun tidak hidup di dunia kita ini. Ia kan dialami, disingkapkan sebagai "Anak Allah", bukan sebagai "Yesus orang Nazaret". Meskipun tidak perlu demikian, boleh diduga bahwa pengalaman orang-orang lain (IKor 15:6 malah berkata tentang lima ratus orang sekaligus) mirip dengan pengalaman Paulus, yang menurut IKor 9:1 "melihat Yesus, Tuhan kita".

Baca Juga :http://heddys-blog.blogspot.com/2013/03/kitab-para-murid-dan-naskah-damskus.html

Judul  : Sejarah Dogma Kristologi 

 

Disqus Comments